Cerpen Misteri: Villa Angker

Rafa, iya namaku Rafa. Aku seorang mahasiswa yang sedang melanjutkan studi di sebuah
universitas di Bandung. Aku adalah seorang mahasiswa semester 5 yang sedang bingung
dengan hidupku. Semuanya membosankan, tidak ada hal yang menarik… tidak ada yang
membuatku bergairah.

Aku punya teman, namanya Fira, dia adalah seorang mahasiswi yang sekelas denganku. Kami
bisa dibilang akrab dan menurutku dia cantik. Karena bosan, aku iseng mengajaknya jalan-jalan dan menginap berdua saja ketika kita sudah menyelesaikan ujian akhir semester. Dia
enggan, dia mau pergi apabila dia boleh mengajak 2 temannya. Aku akhirnya membolehkannya
untuk mengajak 2 temannya itu.

Singkat cerita, ujian berakhir dan kami berempat memutuskan untuk berlibur ke sebuah daerah
yang bahkan akupun tidak tahu bahwa daerah itu ada. Kami mengendarai sebuah van, yang
menyetir adalah teman Fira yang bernama Rian. Di sampingnya ada Riska sehingga aku dan
Fira duduk di belakang. Akhirnya, kami sampai ke sebuah villa dimana kami akan
menghabiskan 1 minggu bersama.
Begitu samapi di lokasi, aku sedikit memiliki perasaan buruk. Atau mungkin aku nya saja yang
penakut?

Ya, benar aku penakut. Selama 3 hari tinggal di sini justru tidak ada hal yang aneh terjadi. Aku
semakin akrab dengan Rian dan Riska, kami ternyata memiliki banyak kesamaan… kami samasama penakut haha. Pemilik villa berkata bahwa rumah ini memang betul ada
penunggunya, tapi apabila kami tidak pergi ke lantai basement maka kami akan aman. Terlebih
lagi, pintu basement juga sudah disegel sehingga tidak mungkin kami terganggu. Jujur, aku
merinding disko mendengarnya tapi selama 3 hari benar-benar tidak ada apa-apa bahkan aura
nya sangat amat nyaman. Aku bertanya-tanya apa memang betul ada penunggu? apa ini villa angker? aku jadi teringat tentang cerita misteri yang biasa aku dengar melalui podcast. Langit semakin gelap dam Malamnya, kami tidur di kamar masing-masing. Dan malam itu… semua berubah.

Aku mendengar suara tetesan air.

Anehnya, suara itu semakin keras dan dekat. Sialnya, aku tidur sendiri dan pada dasarnya aku
penakut. Jam menunjukkan jam 2 pagi, semakin aku tidak bisa tidur.
Aku memutuskan untuk mengintip keluar kamar, pelan-pelan aku membuka gagang pintu…
jantungku berdetak dengan amat kencang, mendadak seluruh keringat keluar dari tubuhku,
hatiku berkata “jangan buka jangan buka!” tetapi rasa penasaran sudah menguasai seluruh indra
dan syaraf tubuhku.
benar saja.
Ketika aku mengintip, aku melihat sesosok perempuan dengan wujud sangat berantakan, ia
melihat ke arah kamarku dengan kedua mata yang begitu besar. Ia tersenyum lebar… terlalu
lebar bahkan. Wajahnya hitam pekat namun tertutup oleh rambut yang luar biasa panjang.
Badannya tidak beraturan, namun hal yang paling mengerikan dan aku tidak akan pernah lupa
adalah perkataannya.

“Ra….fa……to…..lo…..ng……”