Alkisah terdapat seorang gadis bernama Floria yang diberkati dengan kecantikan luar biasa,
setiap yang melihatnya akan langsung jatuh hati dan terpana karena kecantikannya yang diluar
nalar kemanusiaan. Bagaimana tidak, dirinya bukanlah manusia melainkan adalah sesosok
malaikat yang memiliki misi untuk menilai manusia. Apakah manusia layak untuk melanjutkan
hidup atau tidak? itu tergantung penilaian Floria.
Selama 20 tahun hidup di bumi secara nomaden
Floria tidak sedikitpun menemukan kesan
baik terhadap umat manusia. Menurutnya, manusia hanyalah makhluk primitif yang
mengutamakan nafsu dibandingkan akal sehat. Setiap lelaki yang melihatnya selalu berusaha
untuk mengotori tubuhnya, setiap perempuan yang melihatnya selalu iri bahkan mencaci maki
Floria di belakang maupun tepat di depan wajahnya. Tidak ada seorangpun yang berusaha
untuk melihat Floria sebagai manusia.
“Aku lelah, aku ingin kembali ke Surga. Aku tidak ingin berada di sini lagi, aku tidak
menyangka manusia tidak jauh berbeda dengan hewan.” Floria berdoa di sebuah air terjun,
entah kepada siapa. Sayangnya Floria tidaklah teliti, seorang pemuda melihatnya dan
mendengar jelas setiap perkataannya. Floria yang tahu hal apa yang terjadi hanya mengehela
nafas dan berusaha pergi dari pandangan pria itu.
“Nona tunggu sebentar!” seru sang pemuda, “apakah kau melihat seekor anjing kecil berbulu
coklat? dia berlari ke arah sini.” mendengar pertanyaan itu, Floria menggeleng. Sang pemuda
mengucap terimakasih dan kembali mencari anjingnya tanpa mempedulikan kecantikan Floria.
Hal ini membuat Floria penasaran, ia memutuskan untuk membuntuti pemuda itu.
“Akhirnya ketemu! Floweria!” seru sang pemuda yang menemukan anjingnya.
Pemuda itu menggendong anjing kecil itu dan terlihat sangat bahagia. Floria tersenyum, setelah 20 tahun turun ke bumi ini pertama kalinya ia tersenyum tulus. Pemuda itu melihat Floria yang
tersenyum ke arah pemuda itu, dengan enteng pemuda itu bertanya “Ah gadis air terjun, apakah
kau menyukai anjing?” Floria mengangguk. Pemuda itu tersenyum lebar, bukan karena
menemukan gadis cantik namun ia senang karena menemukan sesosok yang menyukai anjing.
Pada akhirnya mereka pergi ke rumah sang pemuda, di sana ia memperkenalkan diri. Namanya
adalah Flow, sesuai dengan namanya ia adalah pemuda yang hidup mengikuti arus, tidak ada
satupun hal yang dapat menganggu arus hidup miliknya. Bahkan dengan kecantikan Floria
yang amat luar biasa, Flow tidak terpengaruh.
Hal ini mengubah sudut pandang Floria terhadap
manusia, dan anehnya dia semakin penasaran dengan Flow. “Flow, apakah kau tidak tertarik
denganku? aku cantik, banyak lelaki yang ingin—“ Flow memotong, “Wanita secantik dirimu,
pasti banyak sekali yang ingin memiliki. Tapi untukku, kau bukan barang. Kau adalah makhluk
hidup! Dan tentunya temanku! mana mungkin aku melukai teman, ya kan Floweria!”
Akhirnya, setiap hari, setiap bulan dan setiap tahun mereka saling bertemu. Perlahan, Floria
belajar mengenai sisi manusia yang lain, “cinta”. Floria memiliki kemampuan untuk melihat
masa depan namun ia tidak gunakan, ia ingin berusaha dengan kekuatannya sendiri, sebagai
manusia. Kini, ia berdoa untuk keselamatan Flow dan Floweria, karena baginya… tiada yang
lebih penting dibandingkan kedua makhluk yang ia kenal ini.
“Oh Tuhan, maafkan aku… kini aku mencinta.”
GIPHY App Key not set. Please check settings